Hadits ke-63 :
الجنة تحت أقدام الأمهات من شئن أدخلن ومن شئن أخرجن
“Surga berada dibawah telapak kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki akan mereka masukkan dan siapa yang mereka kehendaki akan mereka keluarkan”
Derajat hadits: Maudhu’ (palsu).
Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dalam Al-Kamil (8/64) dari Ibnu Abbas. Pada sanadnya terdapat Musa bin Muhammad bin ‘Athaa Ad-Dimyaathi, dia adalah termasuk diantara sosok yang mana para ulama hadits sepakat untuk mendustakannya dan membuang haditsnya. (Lihat, Lisanul Mizan 6/165-167 dan Adh-Dhu’afa karya Al-Uqailiy no. 1743).
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Qudha’i dalam Musnad Asy-Syihab, dan Al-Khathib dalam Al-Jaami’ dari Anas. Pada sanadnya terdapat Manshur bin Al-Muhajir dan Abu An-Nadhr Al-Abaar, keduanya tidak dikenal.
Dan beberapa ahli ilmu telah menyatakan bahwa hadits ini tidak valid, diantaranya:
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam “Al-Ahaadiits Al-Maudhuu’ah wal Baathilah” no. 56.
- Ibnu Thahir, sebagaimana disebutkan dalam “Al-Maqaashid” no. 373.
- As-Sakhawi dalam “Al-Maqaashid Al-Hasanah” hal. 211-212 no. 373.
- Ibnu Diiba’ dalam “At-Tamyiiz” hal. 66.
- Al-‘Ajluuni dalam “Kasyful Khafaa'” (1/401) no. 1078.
- Al-Albani dalam “Adh-Dha’ifah” no. 593 dan “Dha’if Al-Jaami'” no. 2666.
Komentar:
Muhammad bin Abdullah Bamusa berkata:
Hadits ini didukung oleh hadits:
الْزَمْ رِجْلَهَا فَثَمَّ الْجَنَّةُ
“Tetaplah berada pada kedua kakinya dan di situlah terdapat surga”. (Sunan Ibnu Majah 2781 dari Mu’awiyah bin Jahimah ; Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 1248).
فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
“Jagalah ia, karena surga itu dibawah kakinya”. (Sunan Nasa’i 3104 dari Jahimah ; Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 1249).
Maksud dari dua hadits ini adalah sikap tawadhu’ (merendah) kepada Ibu dan meminta keridhaan nya supaya menjadi sebab ia masuk surga. Sebagian ulama mengatakan: “Maksudnya adalah seorang anak berbakti dan berkhidmah kepada ibunya seperti tanah yang berada dibawah kedua kakinya. Dengan cara mendahulukan ibunya daripada keinginannya, mengutamakan berbakti kepadanya dibandingkan kepada orang lain. Karena kesulitan yang telah ibunya alami ketika mengandungnya, menyusuinya dan merawatnya”.
Diterjemahkan dari Kitab “Is’aaful Akhyaar bimaa isytahara wa lam yashih min Al-Ahaadiits wal Aatsaar wal Qashash wal Asy’aar” karya Muhammad bin Abdullah Bamusa